Buat anak-anak Kampuz STAIN ato islamic College yang laen yang ada mata KuLyah ilmu pendidikan islam, and lagi nyari tentang "Tanggung jawab pendidikan islam", nech info yang bisa Parema Putri posting wad kaliand.
BAB II. PEMBAHASAN
TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN ISLAM
Secara Umum menurut Hadari Nawawi, yang bertanggung jawab atas maju mundurnya pendidikan, termasuk pendidikan Islam ada pada pundak kelurga, sekolah, dan masyarakat. Ketiganya merupakan satu kesatuan utuh dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Ketiganya harus mampu melaksanakan fungsinya sebagai sarana yang memberikan motivasi, fasilitas edukatif, wahana pengembangan potensi yang ada pada peserta didik dan mengarahkannnya unutk mampu bernilai efektif-efisien sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman nya, serta memberikan bimbingan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zamannya, serta memberikan bimbingan dan perhatian yang serius terhadp kebutuhan moral spiritual peserta didik[1].
2.1 Pentingnya pendidikan islam dalam pendidikan keluarga
Keluarga (Lingkungan rumah tangga), merupakan lembaga pertama dan utama yang dikenal anak. Hal ini disebabkan , karena kedua orang tuanyalah yang pertama dikenal dan diterimanya pendidikan. Bimbingan, perhatian dan kasih sayang yang terjalin antara kedua orang tua dengan anak-anaknya, merupakan basis yang ampuh bagi pertumbuhan dan perkembangan psikis anak serta niali-nilai social dan religius pada diri anak didik.[2]
Orang tua yaitu ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Ibu merupakan orang yang pertama yang mula-mula dikenal anak menjadi temannya serta yang pertama dipercayainya. Begitu pula pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Ayah meupakan penolong utama, terutama bagi anak yang agak besar baik lai-laki maupun perempuan bila ia mau mendekati dan mau memahami hati anaknya.[3]
Agar proses sosialisasi tersebut berjalan secara edukatif dan sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah, maka kedua orang tua harus senantiasa memformulasikan bentuk kehidupan edukatif dan perilaku moral islami. Dengan sikap ini, akan mampu memberi bekas dan mewarnai sikap(attitude) serta perilaku anak dalam aktivitas kehidupannya.
Ahli pendidikan modern abad ke-20an berkata bahwa ank- anak meniru tabiat orang yang mendampinginya dalam 5 tahun pertama dari umumnya. Dalam pengertian ini pula, Ibul JAuzi menulis dalam bukunya At-tib Ar-Ruahni (penobatan jiwa) mengatakan bahwa pembentukan yang utama ialah di waktu. ) Apabial seoranga anak dibiarkan melakukan sesuatu yang kurang baik (sehingga) dan telah menjadi kebiasaannya, sukarlah meluruskannya[4] Hal ini berarti bahwa orang tua memiliki peran dan memegang tangguang jawab dasar dalam pendidikan islam seorang anak demi menciptakan anak berbudu pejerti dan berakhalq islami (akhlaqul kahrimah. Untuk mendukung terjalinnya proses tersebut, diperlukan keberadaan kehidupan rumah tangga (keluarga) yang harmonis tntram penuh kedamain dan kasih saying, serta suasana demokrasi yang kondusif dan menjamin individu unutk berkembang secar optimal.
2.2 Dasar kewajiban orang tua mendidik anak serta tanggung jawab orang tua dalam pendidikan islam
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan Islam ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:
ﺤﻖﺍﻠﻮﺍﻠﺩﻋﻟﻰﺍﻟﻮﻟﺩﺃﻦﻴﺤﻳﻥﺍﻠﺴﻤﻪ ﻮﺃﺮﺑﻪ ﻮﺃﻦﻴﻌﻠﻣﻪﺍﻠﻜﺘﺎﺒﻪ ﻮﺍﻟﺴﺒﺎ ﺤﺔ ﻮﺍﻟﺮﻣﺎﻳﻪﻭﺃﻥﻴﺮ ﺭﻗﻪﺇﻻﻄﻴﺒﺎ ﻭﺃﻥﻴﺰﻮﺟﻪﺈﺰﺍﺃﺫﻙ
Artinya : Kewajiban orangtua kepada anaknya yaitu memberi nama yang bagus, mengajari sopan santun, baca tulis, berenang dan memanah serta mengawinkannya bila ia telah dewasa (HR. Hakim)
Proses peletakan dasar-dasar pendidikan dilingkungan keluarga, merupakan tonggak awal keberhasilan proses pendidikan selanjutnya, baik secara formal maupun non-formal. Dalam hal ini Allah berfirman[5]:
ﻴﺎﻳﻬﺎﺍﻠﻨﻳﻦ ﺍ ﻣﻧﻮﺍﻗﻭﺍ ﺍﻧﻔﺳﻛﻡ ﻭﺍﻫﻟﻴﻛﻡ ﻨﺎﺮﺍﻮ ﻗﻮﺪ ﻫﺍﺍﻠﻨﺎﺱ ﻮﺍﻟﺣﺠﺎﺮﺓ ﻋﻟﻳheﻬﺎ ﻣﻠﺀﻛﺔ ﻏﻼ ﻇﺸﺪﺍﺩﻻ ﻴﻌﺻﻮﻦ ﺍﷲ ﻣﺎﺍ ﻣﺮﻫﻡﻭ ﻳﻓﻌﻠﻭﻦ ﻣﺎﻴﻮﻣﺮﻮﻥ
Artinya : Wahai saudaraa-saudara yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikatt kasar dank eras, yang tidak durhaka kapaada Allah terhadap apaa yang Dia perintahkan kepada manusia dan selalu yang DIa perintahkan kapada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS.At-Tahrim: 6)
Mengomentari hal ini Ali bin Abi Tholib dan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhum menyatakan “Berikan pendidikan, ajarilah dengan ketaatan kepada Allah, serta takutlah dari kemaksiatan. Didiklah anggota keluargamu dengan dzikir yang akan menyelamatkan dari api neraka” ( Ibnu Katsir & At Tabari).[6]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang tua berkewajiban menyelenggarakan pendidikan untuk anaknya. Menurut Team Penyusun Buku Ilmu Pendidikan Islam Dirbinpertais Departemen Pendidikan Agama Republik Indonesia bahwa Tanggung jawab pendidikan Islam yang harus dipikul oleh orang ta sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:
1. Memelihara dan membesarkan anak, inilah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan manusia.
2. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit dan dari wewenang kehidupan ddari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup seluas dan setinggi yang dianutnya.
3. Memberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperolah peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dicapainya.
4. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.
Adapun pendidikan yang harus diberikan oleh orang tua sebagai wujud tanggung jawab terhadap keluarga [7]adalah:
1. Pendidikan Agama
Pendidikan agama dan spiritual adalah pondasi utama bagi pendidikan keluarga. Pendidikan agama ini meliputi pendidikan aqidah, mengenalkan hukum halal-haram memerintahkan anak beribadah (shalat) sejak umur tujuh tahun, mendidik anak untuk mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, orang-orang yang shalih dan mengajar anak membaca Al-Qur’an. Al-Ghazali berkata, “Hendaklah anak kecil diajari Al-Qur’an hadits dan sejarah orang-orang shalih kemudian hukum Islam.”
2. Pendidikan Akhlaq
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Diantara kewajiban bapak kepada anaknya ialah memperbagus budi pekertinya dan membaguskan namanya.” (HR.Baihaqi). Para ahli pendidikan Islam menyatakan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, sebab tujuan tertinggi pendidikan Islam adalah mendidik jiwa dan akhlak.
3. Pendidikan Jasmani
Islam memberi petunjuk kepada kita tentang pendidikan jasmani agar anak tumbuh dan berkembang secara sehat dan bersemangat. Allah Ta’ala berfirman: “Makanlah dan minumlah kamu tetapi jangan berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak senang kepada orang yang berlebih-lebihan.” (QS.Al-A’raf:31). Ayat ini sesuai dengan hasil penelitian para ahli kesehatan bahwa agar tubuh sehat dan kuat, dianjurkan untuk tidak makan dan minum secara berlebih-lebihan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah. Sebaik-baik pengisi waktu bagi wanita beriman adalah memintal. Apabila kedua orang tuamu memanggilmu maka penuhilah panggilan ibumu.”(HR Ad-Dailami)
4. Pendidikan Akal
Yang dimaksud dengan pendidikan akal adalah meningkatkan kemampuan intelektual anak, ilmu alam, teknologi dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Hal inilah yang diisyaratkan oleh Allah dengan proses penciptaan nabi Adam AS dimana sebelum ia diturunkan ke bumi, Allah mengajarkan nama-nama (asma) yang tidak diajarkan kepada para malaikat. (QS. Al-Baqarah : 31)
5. Pendidikan Sosial
Yang dimaksud dengan pendidikan sosial adalah pendidikan anak sejak dini agar bergaul di tengah-tengah masyarakat dengan menerapkan prinsip-prinsip syari’at Islam. Di antara prinsip syari’at Islam yang sangat erat berkaiatan dengan pendidikan sosial ini adalah prinsip ukhuwwah Islamiyah. Rasa ukhuwwah yang benar akan melahirkan perasaan luhur dan sikap positif untuk saling menolong dan tidak mementingkan diri sendiri. Islam telah menjadikan ukhuwwah Islamiyah sebagai kewajiban yang sangat fundamental dan mengibaratkan kasih sayang sesama muslim dengan sebatang tubuh, apabila salah satu anggota badannya sakit, maka yang lain ikut merasakannya. Untuk mewujudkan ukhuwah Islamiyah ini Islam telah menggariskan syari’at Al-Jama’ah (QS.Ali Imran : 103). Oleh karena itu setiap orang tua harus mengajarkan kehidupan berjama’ah kepada anak-anaknya sejak dini.
Seluruh aspek pendidikan ini akan berjalan maksimal apabila orangtua dapat dijadikan teladan bagi anak-anaknya di samping harus berusaha secara maksimal agar setiap dia melakukan pekerjaan yang baik bagi keluarganya dapat melakukan seperti yang dia lakukan.
2.3 Pentingnya Pendidikan Islam di Sekolah
Secara sederhana, sekolah merupakan lembaga pendidikan, tempat peserta didik melakukan interaksi proses belajar mengajar secara formal. Batasan ini memberikan suatu fenomena bahwa sekolah merupakan suatu lembaga pelaksana internalisasi nilai-nilai dari suatu kebudayaan, kepada peserta didik secara terarah dan memiliki tujuan. Dalam persektif pendidikan Islam, setidakanya ada dua sendi asasi bagi proses tersebut, yaitu[8]: tujuan yang jelas, yakni sebagi bentuk pengabdian kepada Allah swt dan memiliki kurukulum yang sistematis, dan menurut materi bagi terjadinya proses berfikir dan bertingkah laku sesuaidengan nilai-nilai Ilahiah, kepada peserta didik.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan Islam dan pengajaran telah ada sejak abad yang lalu, yaitu zaman Yunani Kuno. Kata sekolah berasal dari bahasa Yunani “schola” yang berarti waktu mengganggur atau waktu senggang.[9] Sekolah didirikan bukan atas dasar hubungan darah anata guru dan siswa, tetapi berdasrkan hubungan yang bersifat formal(kediknasan). Karena itu siswa mengikuti pendidikan di sekolah bukan karenha dorongan yang bersifat kodrati, melinkan atas dasar dorongan kebutuhan dan tuntutan kemajuan zaman. Kondisi ini menjadikan sekolah sebagai lembaga yang besar peranbannya dalam proses dinamika budaya manusia. Hal ini sebabkan oleh tiga faktor[10], yaitu pertama,sekolah merupakan tempat berkumpul peserta didik, yang berasal dari berbagai latar belakang kebudayaan yang berbeda.Kedua, eksistensi sekolah merupakan miniatur untuk melihat sejauh mana maju mundurnya peradaban suatu negara. Ketiga, sekolah merupakan tempat di mana peserta didik menerima berbagai macam bentuk keterampilan yang secara pragmatis dapt sipeguanakan dalm kehidupan.
Akan tetapi, bagaimana pun juga, Tugas dan tanggung jawab sekolah terhadap pendidikan ini terbatas pada wewenang yang diberikan orang tua. Demikian juga terbatas selama anak mengikuti pendidikan si sekolah itu.[11] Dalam artian bahwa sanya Sekolah menjadi lembaga pendidikan islam kedua setelah keluarga. Esensinya sekolah menjadi lembaga lanjutan dalam pendidikan islam tersebut.
Dalam QS.Al-Mujadallah: 11, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang yang beriman yang juga berilmu.[12] Sekolah menjadi salah satu sarana penting untuk mengamalakan ayat tersebut sekaligus merjuan perbaikan akhlaq sebagimana bagiaan dari tujuan pendidikan islam itu sendiri. Dalam konteks ini, paling tidak ada delapan fungsi sekolah yaitu untuk mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan, memberikan ketentraman paling dasar, memumbuhkan kesempatan memperbaikai nasib, menyediakan tenaga pembangunan, membantu memcahkan masalah sosial, mentransformasika kebudayan.[13]
2.4 Peran dan Tanggung Jawab Guru dalam Pendidikan Islam
Seorang guru memiliki peran dan tanggung jawab dalam pendidikan islam di sekolah. Guru adalah seorang pendidik yan profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinua menerima da memikul sebagian tanggung jawab pendidikan di pndak orang tua. Karena sering terdengar ungkapan bahwa guru adalah orang tua disekolah. Dalam perspektif pendidikan Islam, guru disebut sebagai abu al-ruh, yaitu orang tua spiritual.
Selain dari tugas dan wewenang dan tnaggung jawab gurur dalam perspektif pendidikan islam, Undang-Undang yang berlaku di Indonesia sebagai landasan yuridis formil segala aspek kehidupan bangsa, termasuk aspek kehidupan, secara implisit juga mengamanahkan kepada guru untuk emndidik akhlak peserta didik dalam UUD 1945 bab XIII tentang Pendidikan dan Kebudayaan, pasal 31 ayat 3.
Berdasarkan dua pandangan di atas dalam perspektif Islam dan amanah UUD 1945 maka setiap guru dituntut untuk berperan aktif dalam setiap akhlaw siswanya.
Adapun sifat-sifat guru yang harus dimiliki oleh guru dalam pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
¨ Zuhud, mencari keridhaan Allah
¨ Kebersihan guru
¨ Ikhlas dalam pekerjaan
¨ Suka pemaaf
¨ Harus mengetahui tabi’at murid
¨ Harus menguasai mata pelajaran
Eksistensi sekolah merupakan saran yang paling vital dalam proses pemunculan kepribadian manusia seutuhnya. Secara makro, upaya yang dapat ditempuh adalah dengan menyediakan dan memperhatikan lewat pendekatan filosofis religius berbagai sarana danprasarana yang dapat menunjang bagi kelancaran prose belajar mengajar secara optimal. Diantaranya adalah letak dan penataan gedung yang cukup strategis dan kondusif bagi suatu proses pendidikan, saran dan prasarana yang mendukung.
Secara mikro, upaya yang ditempuh lebih berorientasi pada aspek sisitem operasi interaksi proses belajar mengajar, yang meliputi:
1. Kurikulum pendidikan yang Integaral dan mampu menyentuh seluruh dimensi dan potensi manusia secar utuh, serta bersifat dinamis dan universal.
2. Rumusan tujuan pendidiakn yang jelas dan pragmatis
3. Proses belajar mengajar yang dialogis dan demokratis.
4. Tenaga pendidik yang memiliki kompetensi prosefional, baik secara akademis maupun kepribadian.
Tugas pendidkan dalam konteks ini, menurut Abdurahman AnNahlawi meliputi:
¨ penyucian yaitu pengembangan, pembersihan dan mengangkat jiwa manusia (peserta didk ) kepada RAbani Penciptanya, menjauhi semua kejahatan dan menjaga agar peserta didik senantiasa berada pada fitrahnya yang hanif.
¨ Pengajaran yaitu melakukan proses pengalihan berbagai pengetahuan dan akidah kepada akal dan hati kau muslin (peserta didik) agar senantiasa mampu merealisasikan dalam aktivitas tingkah laku sehari-hari.[14]
Dengan terformulasinya sistem pendidikan dan pengajaran yang sedenimikan kodusif dan dialektif, akan memunculakn sosok peserta didik yang memiliki paripuna, baik sebagai intelektual maupun pemeluk agam dan makhluk social. Harmonisasi dan keutuhan yang demikian akan melahirkan sosok sumber daya manusia yang berkualitas paripurna secara utuh dan dinamis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah kami buat maka kita dapat menyimpulkan bahwa perlunya pemahaman tentang pendidikan Islam bagi orang tua, anak dan guru. Orang tua dan guru di harapkan dapat menerapkan tanggung jawab nya, mendidik anak-anak dan siswa nya agar tidak keluara dari garis-garis kebenaran yang menjunjung tingi akhlak mulia.
Adapun pendidikan yang harus diberikan oleh orangtua sebagai wujud tanggung jawab terhadap keluarga adalah:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Akhlaq
3. Pendidikan Jasmani
4. Pendidikan Akal
5. Pendidikan Sosial
Orang tua memiliki peran dan memegang tanggung jawab dasar dalam pendidikan islam seorang anak demi menciptakan anak berbudu pejerti dan berakhalq islami (akhlaqul kahrimah)
Eksistensi sekolah merupakan saran yang paling vital dalam proses pemunculan kepribadian manusia seutuhnya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan islam kedua setelah keluarga. Esensinya sekolah menjadi lembaga lanjutan dalam pendidikan islam tersebut.
Seorang guru memiliki peran dan tanggung jawab dalam pendidikan islam di sekolah. Dalam perspektif pendidikan Islam, guru disebut sebagai abu al-ruh, yaitu orang tua spiritual.
Selain dari tugas dan wewenang dan tnaggung jawab gurur dalam perspektif pendidikan islam, Undang-Undang yang berlaku di Indonesia sebagai landasan yuridis formil segala aspek kehidupan bangsa, termasuk aspek kehidupan, secara implisit juga mengamanahkan kepada guru untuk emndidik akhlak peserta didik dalam UUD 1945 bab XIII tentang Pendidikan dan Kebudayaan, pasal 31 ayat 3.
Eksistensi sekolah merupakan saran yang paling vital dalam proses pemunculan kepribadian manusia seutuhnya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan islam kedua setelah keluarga. Esensinya sekolah menjadi lembaga lanjutan dalam pendidikan islam tersebut.
,Jakarta, 2001.hal 124
[3] Zakiah Drajat dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara ,Jakarta, 1996, hal 35
[4] Muhammad ‘Athiyya Al-Abrasyi, Prinsip-Prinsip Dasar PEndidikan Islam, Pusataka Setia, Bandung,2003, hal 115
[5] Departemen Agama Republik Indonesia,AL-QURAN dan Terjemahan, PT.Syamil Cipta Media,
Bandung, 2005
[8] Samsul Nizar OP.Cit hal 128
[9] Nur Uhbiyati, ILmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung , 2005. hal 222
[10] Samsul Nizar. OP.Cit hal 128
[11] Nur Uhbiyati, Op.Cit hal 223
[12] AlQuran terjemahan
[13] Samsul Nizar , OP.cit hal 129
[14] Ibid hal 130
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa tinggalin jejak Komen nya. . . Semoga Info nya Bermanfaat. Dan Tinggalin Jejak Like nya ea. Makasih (^,^)